Keuangan

Cara Mengenal Perbedaan Saham dan Obligasi untuk Investor Pemula

Icon Calendar LinkAja31 Mei 2022

Image Artikel Cara Mengenal Perbedaan Saham dan Obligasi untuk Investor Pemula LinkAja
Sumber foto: Shutterstock

Investasi merupakan cara paling paktis yang bisa dilakukan seseorang untuk bisa mendapatkan passive income dari aset yang dimiliki. Saat ini, sudah banyak forum diskusi yang membahas tentang pentingnya investasi sedini mungkin. Investasi kadang juga dianggap sebagai sebuah tren masa kini.

 

Namun, pilihan investasi yang diambil oleh setiap orang juga beragam, mulai dari reksa dana, emas, saham, dan obligasi. Bagi para pemula, beberapa istilah dalam investasi mungkin masih menjadi hal yang baru. Agar tidak asal pilih produk investasi, kamu bisa memerhatikan perbedaannya lebih dulu.

 

Baca juga: 5 Cara Mudah Investasi Saham Bagi Para Pemula

 

Apa Itu Saham?

 

Saham adalah bentuk kepemilikan seseorang atas aset sebuah perusahaan yang biasanya berbentuk dokumen. Saham menjadi produk yang cukup populer di kalangan masyarakat. Namun, perlu diingat pentingnya memahami konsep saham agar kamu tidak asal membeli dan menjual aset.

 

Investasi saham bisa dilakukan sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini tentunya kembali ke masing-masing orang dengan tujuan investasi yang dimilikinya. Pembahasan ini akan lebih fokus pada fungsi saham sebagai investasi jangka panjang.

 

Sebagai investasi jangka panjang, pemilik saham akan mendapatkan hak atas keuntungan yang disebut dengan dividen saham. Dividen saham diberikan sesuai jumlah lot saham yang dimiki oleh pemilik saham tersebut. Makin banyak lot saham yang seseorang, makin banyak pula dividennya.

 

Pemilik saham tidak hanya berhak atas keuntungan dari kepemilikan aset perusahaan, tapi juga hak suara untuk ikut menentukan pilihan dalam kebijakan penting. Biasanya, hak suara ini akan diberikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

 

Kepemilikan saham bisa dilakukan pada perusahaan yang sudah melakukan Initial Public Offering (IPO). IPO adalah penawaran perdana yang dilakukan suatu perusahaan atas kepemilikan saham perusahaannya.

 

Apa Itu Obligasi?

 

Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah disertai perjanjian terkait pembayaran pokok utang dan bunga yang sesuai. Obligasi termasuk sebagai Surat Berharga Negara (SBN) yang menjadi bukti peminjaman dana yang harus dibayarkan oleh penerima obligasi.

 

Surat obligasi biasanya dikeluarkan oleh instansi pemerintah, tapi juga bisa langsung dikeluarkan langsung oleh perusahaan. Pemilik surat utang ini hanya memiliki status sebagai pemberi utang meskipun memberikan asetnya kepada sebuah perusahaan.

 

Seperti saham, obligasi juga diperjualbelikan di bursa efek maupun pasar modal. Kepemilikan obligasi juga menjanjikan pendapatan yang potensial kepada para pemiliknya. Saat harga obligasi lebih tinggi ketimbang harga belinya, pemilik berhak memperoleh selisih yang disebut capital gain.

 

Meski tidak terlalu populer seperti investasi saham, obligasi juga memiliki potensi return yang baik seperti saham. Obligasi juga bisa diterbitkan menggunakan mata uang rupiah maupun mata uang asing. Saat menjadi pemilik obligasi, artinya negara atau perusahaan berutang kepada pemilik.

 

Baca juga: Apa itu Obligasi? Cari Tahu Manfaat, Jenis, serta Contohnya di Sini

 

Perbedaan Saham dan Obligasi

 

Secara umum, saham dan obligasi memiliki nilai keberhargaan yang mudah dipahami, ‘kan? Namun, kamu pasti juga ingin mempertimbangkan investasi mana yang paling cocok untuk tujuan investasi kamu. Agar lebih jelas, berikut ini penjelasan mengenai perbedaan saham dan obligasi.

 

1. Fungsi surat kepemilikian

 

Pemilik saham memiliki hak suara atas saham yang sudah dibeli atas sebuah perusahaan. Artinya, pemilik saham memiliki sebagian porsi perusahaan (meskipun presentasenya sangat kecil). Berbeda halnya dengan obligasi, pemilik obligasi tidak mendapat kepemilikan sah atas perusahaan, melainkan hanya memberi piutang saja.

 

2. Masa berlaku

 

Bagi kamu yang menjadi investor saham, masa berlaku kepemilikan saham tidak terbatas. Hak kepemilikan saham akan hilang saat kamu menjual saham tersebut. Berbeda halnya dengan obligasi, masa berlakunya ditentukan berdasarkan rentang waktu jatuh tempo yang ditetapkan sejak awal perjanjian.

 

3. Harga jual-beli surat berharga

 

Nah, hal ini mungkin akan jadi pertimbangan utama saat memilih produk investasi. Surat saham memiliki kecenderungan yang lebih rentan terhadap perubahan kondisi politik dan ekonomi. Jika terjadi gejolak kondisi inflasi, politik, dan ekonomi, harga saham bisa berubah secara signifikan.

 

Berbeda halnya dengan obligasi, harga jual-belinya relatif lebih stabil karena tidak terpengaruh oleh kondisi politik dan ekonomi yang terjadi. Karena itulah, obligasi juga memiliki risiko kerugian yang relatif lebih kecil.

 

4. Nilai keuntungan

 

Dengan risiko yang muncul dari kepemilikan saham dan obligasi, hal ini tentu sebanding dengan nilai keuntungannya. Saat seseorang memiliki saham perusahaan, keuntungannya akan dihitung berdasarkan jumlah kepemilikan saham serta laba perusahaannya.

 

Berbeda halnya dengan obligasi, penerbit harus membayarkan seluruh pokok pinjaman beserta bunga berdasarkan kesepakatan perjanjian sejak awal. Secara relatif, biasanya investor saham akan mendapat keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pemilik surat obligasi.

 

5. Kepastian pembagian keuntungan

 

Berdasarkan kepastiannya, pemegang saham akan mendapatkan keuntungan (dividen) sesuai presentase kepemilikan yang didapat dalam kurun waktu tertentu. Jadi, nilai dividen yang didapatkan bisa berbeda-beda tergantung laba yang didapatkan perusahaan.

 

Hal ini berbeda dengan obligasi karena pemilik surat obligasi pasti akan mendapatkan kembali bunga dan pokok pinjaman yang wajib dilunasi. Dengan begitu, kamu tidak perlu memikirkan tentang keuntungan maupun kerugian yang dialami oleh perusahaan penerbit surat obligasi.

 

6. Pajak

 

Sebagai investor, kamu akan dianggap sebagai pemegang saham perusahaan. Karena itulah, kamu akan dikenai pajak atas kepemilikan saham karena laba perusahaan dinilai sebagai pendapatan. Lain halnya dengan obligasi yang masuk ke dalam kategori pembiayaan perusahaan sehingga tidak dikenakan pajak.

 

7. Kebijakan saat likuidasi

 

Baik saham maupun obligasi juga dapat mengalami proses likuidasi. Likuidasi adalah pembubaran perusahaan serta penyesaian urusan perusahaan seperti menjual harta perusahaan, menagih piutang ke rekan bisnis, melunasi utang, juga pembagian sisa harta kepada para pemilik perusahaan.

 

Dalam kondisi pailit, perusahaan yang mengalami pembubaran harus memprioritaskan pemilik utang dan obligasi terlebih dahulu. Setelah itu, pemilik saham baru akan mendapat keuntungan sesuai porsi kepemilikan setelah kewajiban utang-utang perusahaan dilunasi.

 

Nah, itulah perbedaan saham dan obligasi yang bisa kamu pertimbangkan jika ingin melakukan investasi. Kamu bisa memilih produk investasi yang paling sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko.

 

Baca juga: 7 Manfaat Investasi Bagi Masa Depan yang Sering Disepelekan

 

Bagi kamu yang sudah siap jadi investor, kamu bisa memilih produk yang sesuai melalui aplikasi investasi favorit. Biar makin PeDe #Apa2Bisa kamu juga bisa memanfaatkan pilihan pembayaran LinkAja untuk dapat penawaran promo yang menarik.


Artikel Terkait

Kategori Lainnya