
Pernah nggak kamu ngerasa sakit kepala karena stres yang akhirnya membuat motivasi melakukan apa pun jadi turun? Apa yang kamu lakukan? Jangan dibiarkan begitu saja ya, Sobat LinkAja, siapa tahu itu gejala burnout!
Burnout di usia produktif bukan lagi fenomena langka. Tekanan pekerjaan, tuntutan finansial, dan ketidakpastian masa depan membuat banyak orang merasa kehabisan energi, baik secara fisik maupun mental. Akibatnya, stres berkepanjangan membuat seseorang kehilangan motivasi, produktivitas, hingga semangat hidup.
Fenomena ini banyak dialami generasi muda. Menurut Deloitte Global Millennial and Gen Z Survey (2023), lebih dari 46% Gen Z merasa stres sepanjang waktu, terutama karena masalah pekerjaan, keuangan, dan masa depan. Data ini menunjukkan bahwa burnout bukan sekadar lelah biasa, melainkan masalah serius yang perlu diwaspadai sejak dini.
Apa Sebenarnya Burnout Itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, burnout adalah stres dan kelelahan emosional, frustasi, dan keletihan yang terjadi jika rangkaian peristiwa dalam suatu hubungan, misi, cara hidup, pekerjaan, atau bisnis tidak menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan.
Meski melelahkan, menariknya, banyak orang yang mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami burnout. Hal ini karena gejala yang dialami sering dianggap “capek” biasa dan akhirnya dibiarkan.
Tanda-tanda Burnout
Untuk menghindari pengaruh buruk yang lebih luas ke mental dan fisik, Sobat LinkAja perlu tahu nih apa aja sih tanda-tandanya? Yuk, kenali satu persatu!
1. Ciri yang bisa dikenali pada fisik
2. Tanda-tanda burnout dari segi emosional
3. Tanda-tanda burnout dari perilakunya
Penyebab Burnout
Sudah kenal ciri atau tandanya? Sekarang cari tahu yuk apa yang menjadi penyebab burnout muncul! Karena kadang pemicu burnout itu bukan cuma datang dari luar, tapi dari isi pikiran sendiri.
1. Beban Kerja Berlebih
Saat pekerjaan terasa tidak ada habisnya, setiap hari dipenuhi deadline ketat, atau jam kerja melebihi batas normal, tubuh dan pikiran dapat kewalahan.
2. Kurangnya Kendali terhadap Pekerjaan
Tidak bisa menentukan cara kerja, minimnya ruang berpendapat, atau tidak diberi kesempatan mengambil keputusan bisa menambah tekanan mental.
3. Lingkungan Kerja Tidak Suportif
Kurangnya apresiasi, konflik dengan rekan kerja, manajemen toxic, atau komunikasi yang tidak sehat sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosional.
4. Perfeksionisme
Menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna tentu menjadi impian banyak orang. Namun, sebaik apa pun kita mengerjakan sesuatu, akan selalu ada celah untuk kekurangan. Sifat perfeksionis ini yang akan membuat burnout karena menuntut diri sendiri terlalu keras sesuai ekspektasi.
5. Masalah Keuangan
Tekanan ekonomi bisa menjadi stresor besar, terutama bagi generasi produktif yang punya banyak tanggungan.
6. Work–Life Balance yang Buruk
Jarang istirahat, bekerja terus-menerus, dan tidak punya waktu untuk diri sendiri dapat memicu burnout dengan cepat.
7. Ketidakpastian Masa Depan
Overthinking itu memang cukup berbahaya sekali. Apalagi overthinking hal-hal negatif. Kekhawatiran tentang karier, relasi, tujuan hidup, atau masa depan sering menjadi pemicu stres jangka panjang.
Bagaimana Cara Mengatasi Burnout?
Burnout memang melelahkan, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Berikut beberapa langkah yang bisa membantu kamu pulih secara bertahap:
1. Istirahat yang Cukup
Obat paling utama ketika menghadapi rasa lelah fisik dan pikiran karena burnout adalah dengan istirahat yang cukup. Kurangi begadang dan prioritaskan istirahat. Ingat bahwa kamu adalah manusia, bukan robot yang harus dipaksa untuk terus “produktif” bekerja.
2. Turunkan Beban Secara Bertahap
Buat daftar pekerjaan dan atur berdasarkan prioritas. Fokus pada yang terpenting lebih dulu. Jangan semua hal dikerjakan secara bersamaan.
3. Bangun Batasan (Boundary)
Sekali lagi, tidak semua hal di dunia ini harus kamu kerjakan. Nggak apa-apa kok sesekali istirahat. Belajar mengatakan “tidak” pada tugas tambahan saat kamu sudah kewalahan adalah bentuk self-care.
4. Komunikasi dengan Orang Terdekat
Di tengah hiruk pikuk banyaknya beban pekerjaan dan pikiran, yang dibutuhkan orang dewasa adalah someone to talk. Meski semua orang memiliki beban hidupnya masing-masing, tapi nggak ada salahnya kok berbagi cerita yang kamu alami juga. Ini bisa membantu melegakan perasaan dan membuat beban terasa lebih ringan. Tapi, pastikan dulu kalau orang tersebut sedang tidak sibuk dan burnout juga, ya!
5. Lakukan Aktivitas yang Menenangkan
Selain istirahat dengan tidur, kamu juga bisa mengatasi burnout dengan berbagai aktivitas yang merilekskan pikiran. Mulai dari mditasi, journaling, olahraga ringan, atau sekadar berjalan santai.
6. Jaga Pola Hidup Sehat
Jangan hanya fokus pada pekerjaan yang harus kamu selesaikan, tapi perhatikan juga kondisi tubuhmu. Konsumsi makanan bergizi, kurangi kafein dan gula, serta lakukan aktivitas fisik rutin.
7. Nikmati Waktu untuk Diri Sendiri
Kamu bekerja untuk siapa, sih? Untuk dirimu sendiri dan orang-orang tersayang, kan? Lalu, kalau dirimu sendiri sakit, nanti siapa yang bisa bahagiain dirimu sendiri?
Jadi, kalau pekerjaan lagi berat-beratnya, jangan lupa untuk sisihkan waktu buat diri sendiri juga, ya! Tetap lakukan hobi atau aktivitas kecil yang membuatmu bahagia.
8. Ambil Cuti Jika Dibutuhkan
Kalau sudah terlalu menyesakkan, cuti bukan hal egois, loh. Justru itu penting untuk kesehatan jangka panjang. Ambil cuti dan nikmati aktivitas yang ingin kamu lakukan di luar pekerjaan. Healing ke tempat yang jauh dari keramaian misalnya. Tapi jangan lupa untuk tidak buka-buka soal pekerjaan, ya. Nanti cutimu sia-sia!
9. Pertimbangkan Bantuan Profesional
Jika burnout sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, dan istirahat atau healing rasanya tidak membantu, maka berkonsultasi dengan psikolog bisa menjadi pilihan terbaik.
Dari penjelasan lengkap di atas, kesimpulannya adalah burnout itu bisa menjadi sinyal bahwa tubuh dan pikiran membutuhkan perhatian. Jangan menunggu sampai kondisinya parah. Mengambil waktu untuk istirahat bukan kelemahan, tetapi bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Sebagai manusia, kita nggak harus selalu kuat kok. Kita tetap butuh istirahat, ruang, dan ketenangan. Dan supaya hidup lebih ringan, kamu bisa mulai dari hal sederhana: bikin aktivitas harian jadi lebih praktis.
Mulai dari bayar tagihan, beli pulsa, paket data, belanja, hingga kebutuhan rutin lainnya, semua bisa dilakukan cepat, tanpa ribet, lewat LinkAja. Kamu bisa hemat waktu, hemat energi, dan lebih fokus jaga kesehatan mental dengan menyerahkan semua urusan bayar membayar pakai LinkAja! Yuk, download dan pakai buat transaksi harianmu!