Gaya Hidup

10 Cara Membangun Personal Branding untuk Karier Profesional

Icon Calendar LinkAja11 Sep 2022

Image Artikel 10 Cara Membangun Personal Branding untuk Karier Profesional LinkAja
Sumber foto: Pexels.

Dalam dunia profesional, personal branding atau citra diri menjadi salah satu elemen yang penting dalam mengembangkan karier seseorang. Personal branding ini lekat dengan pembuatan persepsi dan memelihara persepsi di mata masyarakat demi mencapai sebuah citra yang positif. Persepsi ini dilihat dari berbagai macam faktor, mulai dari keahlian, kepribadian, sikap, ataupun prestasi dari seseorang.

Hal ini menjadi penting karena lewat citra diri inilah seseorang bisa dinilai unik dan punya nilai lebih dibandingkan dengan yang lainnya dalam dunia profesional. Oleh karena itulah, membangun personal branding atau citra diri ini menjadi salah satu langkah yang penting untuk dilakukan untuk bisa mengembangkan karier.

10 Cara Membangun Personal Branding untuk Karier Profesional

Bisa dibilang membangun personal branding ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan banyaknya media sosial yang bisa menjadi platform yang tepat untuk ini. Namun, jika strategi yang diterapkan salah, bisa-bisa Anda hanya dianggap seorang yang sedang “pansos” di media sosial.

Oleh karena itu, Anda perlu melakukan pendekatan dan strategi yang tepat untuk memulainya. Berikut ini adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mulai membentuk dan membangun citra diri yang kuat dan unik.

1. Memiliki fokus yang kuat

Untuk bisa mendapatkan perhatian yang luas, banyak orang yang mulai membangun citra diri dengan menjadi seorang generalist. Mereka mencoba untuk menjadi “everything to everyone,” ikut berkomentar terhadap sesuatu yang sedang menjadi tren padahal hal itu bukan termasuk keahliannya. Hal ini justru bisa menjadi bumerang yang berbahaya untuk citra diri yang sedang dibangun.

Cobalah untuk memiliki fokus yang kuat dan konsisten saat mulai membangun personal branding. Tetapkan fokus untuk target audiens yang diinginkan. Hal ini akan lebih mudah saat menciptakan konten-konten seputar citra diri dan memudahkan orang lain untuk mendefinisikan diri Anda.

Perlu diingat, banyak orang yang kesulitan untuk menentukan fokus karena mereka tidak ingin membatasi diri sendiri. Namun, perlu disadari citra diri ini secara natural akan berubah seiring pertumbuhan karier Anda. Strategii terbaik adalah memilih fokus tertentu dan membiarkannya berkembang secara organik seiring berjalannya waktu.

2. Cari tahu siapa diri Anda

Personal branding adalah tentang bagaimana diri Anda ingin dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mendefinisikan siapa diri Anda. Cobalah untuk berintrospektif dan buatlah daftar kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Anda bisa memulainya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:

“Apa keahlian saya?”

“Apa yang membuat saya termotivasi?”

“Apa sifat dan karakter diri sendiri yang paling disukai”

“Bagaimana orang-orang menilai saya dari pandangan pertama”

“Hal-hal apa saja yang bisa membuat saya bersemangat?”

Jika kesulitan untuk menjawab hal-ahl di atas, Anda bisa bertanya kepada keluarga, teman atau kolega kerja tentang bagaimana mereka melihat Anda. Saat telah menyadari nilai lebih dari kepribadian yang dimiliki, Anda akan jauh lebih mudah untuk menerapkan strategi membangun citra diri ini.

3. Tentukan Anda ingin dikenal sebagai apa

Citra diri ini lebih dari sekadar tentang cerminan diri Anda hari ini. Ini adalah tentang sebuah roadmap yang menentukan ke mana atau sebagai apa Anda akan dikenal. Setelah memahami keterampilan dan kompetensi yang dimiliki, Anda juga harus menilai kekuatan dan kelemahan diri yang berkaitan dengan industri atau karier apa pun yang ingin digeluti selanjutnya.

Dengan melakukan hal ini, Anda akan menemui keterampilan dan sifat yang membuat Anda menjadi berbeda serta hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan atau pengetahuan baru apa saja yang perlu dipelajari. Buatlah proyeksi diri selama lima sampai sepuluh tahun ke depan dan keahlian apa saja yang ingin dimiliki. Hal ini bisa membuat Anda memiliki langkah yang lebih terukur untuk bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Tentukan target audiens

Sebelum mulai membangun personal branding, Anda juga perlu menentukan siapa target audiens-nya. Apakah para CEO? Praktisi HR? atau para mahasiswa yang sedang mencari mentor untuk skill-skill di dunia kerja? Semakin cepat Anda menentukan target pasarnya, semakin mudah juga bagi Anda pendekatan seperti apa yang akan digunakan dalam konten-konten yang akan dibuat nantinya dan platform apa yang akan dipilih.

Sebagai contoh, jika tujuan Anda adalah untuk menarik para praktisi HR, Anda bisa lebih aktif di platform LinkedIn. Perlu diketahui, 92% para recruiters di luar sana banyak menggunakan platform media sosial untuk mencari kandidat yang berkualitas dan 87% di antaranya menggunakan LinkedIn.

5. Jadi diri sendiri

Jika ada cara yang mudah untuk membangun citra diri yang baik adalah dengan menjadi diri sendiri dan otentik. Ingat, personal branding harus dibangun dengan cara yang seunik mungkin sehingga Anda akan lebih mudah diingat akan sebuah persepsi yang menjadi tujuan. Tak ada untungnya menjadi seorang copycat dalam hal ini karena hanya akan menimbulkan mispersepsi di kemudian hari.

Selain itu, cobalah untuk membangun hubungan yang organik dengan audiens. Sampaikan dengan kata-kata yang sehari-hari Anda pakai, tak perlu terlalu formal. Ingat Anda sedang membangun personal branding bukan corporate branding yang cenderung lebih kaku.

6. Konsisten

Konsisten ini bukan hanya berarti Anda tetap aktif menerbitkan konten di platform yang dipilih, tetapi juga soal pemilihan cerita yang diangkat. Hampir mirip dengan memiliki fokus yang kuat, konsisten di sini berarti Anda akan mudah diingat jika konten yang disajikan memiliki benang merah yang konsisten. Jika memungkinkan, konsistensi ini perlu dijaga, baik secara online ataupun offline.

Selain itu, konsistensi di sini juga bisa terapkan dalam bagaimana Anda mengemas konten yang akan ditampilkan, baik itu secara visual ataupun pendekatan yang digunakan. Misalnya, Anda secara konsisten menggunakan pendekatan yang witty saat membuat konten untuk personal branding atau menggunakan desain visual yang terkonsep dengan baik. Hal ini akan memudahkan audiens untuk bisa mengenali Anda sekaligus membuat konten-konten Anda lebih unik.

7. Riset industri dan kenali para ahlinya

Saat menentukan citra diri seperti apa yang diinginkan, ada baiknya Anda melakukan riset terlebih dahulu industri yang digeluti lebih dalam dan siapa saja orang-orang yang telah terlebih dahulu menjadi top of mind-nya. Lihat bagaimana mereka membungkus konten-konten yang ditampilkan dan apa pendekatan yang digunakan.

Namun, perlu diingat, apa yang berhasil di mereka belum tentu bisa berhasil Anda gunakan. Oleh karena itu, Anda tetap perlu mencari formula tersendiri agar bisa tampil beda dan unik. Metode ATM (amati-tiru-modifikasi) mungkin bisa digunakan, tapi tetap ingat poin nomor 4 di atas. Be genuine and authentic is a must!

8. Bangun jaringan (networking)

Memiliki komunitas yang satu frekuensi dan minat yang sama akan memudahkan Anda dalam membangun personal branding ini. Cara ini akan membuat Anda mudah diingat dan memiliki lingkar pertemanan profesional yang lebih luas.

Semakin banyak koneksi yang dimiliki, akan semakin tinggi juga nilai jangkuan citra diri yang sedang dibangun. Berkoneksi secara regular tak hanya membantu meningkatkan personal branding, tapi juga bisa mengembangkan karier Anda ke level yang selanjutnya.

Namun, ada hal yang perlu diingat, koneksi yang dibangun harus mempunyai nilai lebih di dalamnya dan menghasilkan simbiosis mutualisme yang baik. Jika tidak, Anda mungkin hanya akan dianggap social butterfly yang butuh pengakuan di sana-sini.

9. Minta rekomendasi

Setelah membangun networking, langkah selanjutnya adalah jangan sungkan untuk meminta rekomendasi. Strategi yang efektif untuk memperluas jangkauan citra diri adalah dengan word of mouth dan cara paling mudah untuk mendapatkannya adalah dengan rekomendasi dari orang-orang terdekat. Mereka akan memiliki perspektif yang berbeda tentang nilai Anda. Semakin banyak perspektif, keunikan Anda pun bisa semakin bervariasi.

LinkedIn menjadi platform yang tepat untuk meminta rekomendasi karena akan bisa dengan mudah dilihat oleh para recruiters di luar sana. Jangan sungkan juga untuk meminta mereka menuliskan surat rekomendasi atau referensi jika dibutuhkan saat mengembangkan karier ke depannya. Ingat, hal ini harus bersifat mutualisme ya, artinya Anda juga harus ada saat mereka membutuhkannya juga.

10. Personal branding bukan pemanis dalam bentuk online

Dalam dunia profesional, mungkin Anda sering melihat contoh kasus seperti ini. Profil LinkedIn-nya sungguh menawan, koneksi jaringannya bukan kaleng-kaleng, sering tampil sebagai pembicara di sana-sini, tapi saat dalam kondisi bekerja situasi sungguh berbeda 180 derajat. Terdengar familiar?

Perlu diingat, citra diri ini bukan hanya sebagai online persona saja. Ini adalah tentang sikap yang Anda bawa dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di rumah, kantor, atau di lingkar sosial lainnya. Cerita-cerita yang ditampilkan dikombinasikan dengan interaksi sehari-hari, dua hal inilah menentukan citra diri Anda yang sesungguhnya.

Itulah hal-hal yang perlu dilakukan saat ingin membangun personal branding untuk tujuan karier profesionalitas Anda. Untuk mengetahui apa saja manfaat personal branding untuk diri sendiri bisa dilihat pada artikel ini.

Selain itu, jika Anda tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang apa itu personal branding dan bagaimana membangunnya secara optimal di dunia kerja, pijarmahir.id memiliki pelatihan Personal Branding untuk Para Profesional yang menampilkan seorang mentor dengan pengalaman selama 13 tahun terkait pengembangan diri.

Yuk gali lebih jauh potensi diri sendiri lebih jauh untuk karier profesional yang lebih potensial!


Artikel Terkait

Kategori Lainnya